TENUNKU KERAJINAN DAERAHKU....
Kebiasaan
masyarakat Sikka dalam kesehariannya dan tiap ceremony adat atau agama,
selalu memakai kain tenun atau sarung adat. Sebutan U’tang Sikka untuk
sarung perempuan dan lipa Sikka atau ragi Sikka untuk sarung laki-laki.
Jenis
motif dan warna serta desain unsur tertentu masih harus dibagi lagi
untuk peruntukan si pemakai dari strata apa, usia, jenis kelamin, untuk
kegiatan apa, dan kapan waktu dipakai.
Jenis
tenunan tsb terdiri dari: Kain tenun ikat, Kain tenun prenggi, Kain
tenun liin, Kain tenun neleng, Kain tenun itor. Jenis kain adat artinya
full motif yang “rich” terdiri dari hurang kelang ( jalur-jalur ikat dan
non ikat) dan bermutu tinggi karena mempunyai nilai filosofi / pesan
khusus dan prosesnya dengan upacara khusus dalam hampir tiap tahapan
prosesnya. Lapisan-lapisan bagian motif yang disebut sebagai
satu-kesatuan hurang kelang yang terdapat dalam suatu unsur kain tenun
atau sarung berbeda tergantung pada jenis motifnya. Motif
teridentifikasi pada bagian ina gete (main motif) yang merupakan nama
dari motif kain tsb.
Hampir
di tiap rumah tangga yang masih memegang unsur budaya adat yang
diteruskan secara turun-temurun. Biasanya sang Ibu mengajarkan putrinya
untuk menenun agar bisa menikah, karena secara adat perempuanlah yang
wajib memberikan tenunan-tenunan yang bermutu bagi calon suaminya. Mutu
dari kain tenun yang diberikan akan digantikan juga dengan emas Sikka
yang disebut tibu, suatu bentuk khas emas Sikka yang bentuknya seperti
vagina yang melambangkan kesuburan dan kehormatan yang ditatakan dengan
unsur binatang dan tumbuhan atau manusia sebagai lambing three of life
(tiga unsur kehidupan). Gelang gading sebanyak 1 set (terdiri dari 8
keping gelang gading dan 4 keping gelang perak) pun dibekali dari ibunda
kepada putrinya sebagai lambang keperawanannya.
Proses
pembuatannya juga sangat rumit dan butuh ketelitian tinggi dalam
menuangkan imajinasi karena desain suatu motif tanpa digambarkan
terlebih dahulu dalam suatu pola tetapi secara langsung dituangkan
secara imajinatif yang akan terbentuk suatu pola motif yang dituju.
Penasaran kan? Yuk cekidot gan
Pewarnaan
Pewarna
yang digunakan tergantung dari dominasi tumbuhan yang tumbuh sebagai
habitat di daerah tersebut. Cz pewarna kain ikat ini bersumber dr
pewarna alami
Proses pewarnaannya pun merupakan unsur seni dalam memadukan kombinasi
warna yang sudah secara lazim dihasilkan. Ada yang warna tunggal dan
warna kombinasi bersusun. Paduan warna ada yang double color, yang tentu
saja dlm pengerjaannya makin rumit dan membutuhkan waktu yang lama
karena disertai upacara khusus dan keberadaan pantangan-pantangan
tertentu bagi si penenun agar hasilnya sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar