Damianus Wera sang tabib asal Palue -Flores
Prof Dr Philipus Mandiri Hadjon, guru besar hukum tata negara Universitas Airlangga.
Juru Tulis: Lambertus Lusi Hurek
Siapa tak kenal Damianus Wera di Surabaya? Orang Flores satu ini [lahir di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, 27 Januari 1960] punya karunia penyembuhan yang sangat langka. Om Dami dikenal sebagai penyembuh alternatif nan unik. Orang geleng-geleng kepala melihat cara dia mengobati pasiennya.
Damianus Wera bukan dokter, buta huruf, tak makan sekolah, tapi buka praktik layaknya dokter profesional. Bahkan, tak sedikit dokter yang datang ke tempat praktik Om Dami karena penyakitnya tidak bisa ditangani tenaga medis konvensional. Jangan terkejut! Damianus Wera cukup menggunakan pisau dapur atau cutter untuk mengoperasi pasiennya.
Saya kebetulan beberapa kali melihat dari dekat Damianus Wera mengoperasi pasien. Tak pakai bius, pasien tidur, lalu... hrrrp: Om Dami membuka bagian tubuh yang dianggap ada benda asingnya. "Ya, seperti ada bisik. Saya langsung tahu di mana saya harus bedah di bagian mana. Bisa perut, dada, leher, punggung, pinggang, kaki," kata Om Dami.
Tak sampai 10 menit operasi kelar. Selesai. Lalu, perban dibuka. Sama sekali tak ada bekas luka. "Rasanya geli-geli gimana gitu," ujar seorang pasien kepada saya beberapa waktu lalu.
Dibantu dua asistennya, operasi superkilat ala Damianus Wera ibarat show yang mencengangkan. Aneh tapi nyata! Beberapa orang bule pun geleng-geleng kepala. Toh, tak sedikit bule--yang rasional, cerdas, modern--itu pun berserah diri menjadi pasien Om Dami. Namanya juga ingin sehat, bukan?
Nah, usai membuka perut pasien, biasanya Om Dami mengeluarkan paku atau benda-benda logam. Artinya, si pasien tadi disantet alias diguna-gunai. Pasien macam ini paling banyak di kediaman Damianus Wera. Dan paling mudah diatasi. "Ini lihat ada paku," kata Om Dami. Wah, kami para pengunjung ngeri tapi juga kagum dengan kehebatan om asal Sikka, Flores, ini.
Usai operasi, pihak keluarga dan pasien sama-sama berdoa mengucap syukur kepada Tuhan. Mudah-mudahan si pasien sehat walafiat, bekerja lagi seperti biasa. Doa sesuai dengan agama masing-masing karena pasien Om Dami ini dari berbagai macam agama, etnis, taraf sosial ekonomi. Tak sedikit pejabat, istri pejabat, selebritas, pun diam-diam datang ke tempatnya Om Dami kalau penyakitnya sangat berat dan gawat.
Apa saja penyakit yang ditangani Damianus Wera, yang bekas petinju juara Indonesia tahun 1980-an? Boleh dikata, hampir semua lah. Menurut Om Dami, ada tiga jenis penyakit yang dikeluhkan para pasiennya sejak buka praktik tahun 1992.
Pertama, penyakit nonmedis atawa gampanya santet atau guna-guna. Hehehe.... Indonesia, khususnya Pulau Jawa, sudah sangat maju dan modern, tapi praktik santet sebetulnya masih sangat banyak. Karena iri pada orang lain, dukun santet bertindak. Cewek ditolak dukun bertindak! Biasanya tubuh korban dirusak dengan paku, lidi, kawat, beling, jarum, silet, benang kusut.
Kedua, penyakit medis seperti jantung koroner, batu ginjal, tumor, kanker, kemandulan, dan penyakit-penyakit dalam lainnya. Biasanya dokter sudah angkat tangan dan pasien sudah kehabisan uang dan harapan. Menurut Om Dami, operasi sangat efektif untuk mengangkat biang penyakit-penyakit ini. Khusus penyakit jantung selain operasi, juga disedot darah melalui selang.
Ketiga, sakit psikologis, misalnya banyak utang, stres, sulit hamil, konflik rumah tangga, hingga sulit jodoh. Om Dami mengingatkan, kunci sehat itu sebenarnya ada di pikiran yang sehat. Kalau kau punya pikiran sehat, tenang, tidak stres, tubuh akan sehat. Sebaliknya, pikiran yang ruwet, penuh beban dan tekanan, justru memicu munculnya penyakit-penyakit dalam tubuh manusia.
"Banyak-banyak berdoa dan bersyukur. Kalau kau Katolik, sempatkan diri ke gereja, ikut misa dan kegiatan-kegiatan paroki. Malu kalau orang Flores malas ke gereja," begitu nasihat Damianus Wera kepada anak-anak muda Flores di Jawa Timur.
Om Dami lahir di Palue, pulau kecil di Laut Flores. Tidak air tawar, budidaya tanaman pun sulit. Tapi Palue memang dikenal luas di NTT sebagai "tempatnya orang pintar", dukun-dukun sakti. Ayahnya, Ware ratu, diakui sebagai orang paling sakti di Pulau Palue. Saking saktinya, Bapa Ware hidup sampai 120 tahun.
Suatu ketika, 1985, Bapa Ware yang sudah meninggal "mendatangi" Om Dami, anaknya. Ini bukan mimpi atau halusinasi, tapi seperti peristiwa nyata. "Bapa datang siang hari dan kami bicara pakai bahasa daerah. Saya bikin kopi dan makan bersama," tutur Om Dami.
Wuih, ceritanya memang rada-rada gak masuk akal, tapi biasa buat orang Palue. Sang Bapa kemudian memberikan gelang kepada Dami. "Bapa juga minta saya beli tiket pesawat jurusan Pontianak, Jakarta, Maumere," kenangnya.
Dami mengantar bapanya sampai di bandara, eh, beliau hilang. "Saya baru sadar kalau bapa sudah tidak ada. Yah, saya kembalikan tiket bapa meskipun dipotong," ujar Om Dami seperti dikutip dalam buku KARUNIA PENYEMBUHAN DAMIANUS WERA. Buku ini ditulis oleh Yosef Tor Tulis, wartawan plus komentator sepakbola di ANTV, yang asal Manggarai, Flores Barat.
Malamnya Dami bermimpi. Ada bisikan bahwa ia akan beroleh karunia penyembuhan. Pagi-pagi ia menemukan sebuah pisau [pisau wasiat namanya] di bawah bantal. Dami yang tinggal di Pontianak pun langsung pulang ke Palue untuk bikin upacara adat setelah beroleh penglihatan serta pisau. Nah, di kampung Om Dami mendapat bisikan: pisau itu untuk mengoperasi orang sakit.
Di Pontianak Damianus Wera mengetes pisau wasiat itu pada seekor kambing. Saat dibedah, kata Dami, ternyata si kambing tetap nyenyak. "Saya yakin benar juga pisau ini," ujar bapa dua anak ini. Dami sempat panik melihat luka-luka yang menganga di tubuh kambing. Dia berdoa sejenak, dan ehmmm luka itu hilang tak berbekas.
Pada 1984 Damianus Wera bekerja sebagai tukang kebun SMA Sugyapranata di Pontianak. Seorang korban santet datang ke Om Dami minta disembuhkan. "Dia mimpi katanya santet itu hanya bisa disembuhkan oleh Damianus Wera," tuturnya.
Maka, mulailah operasi pertama ala Damianus Wera. Orang itu berbaring di tempat tidur. Dami memotong perut pasien perdananya. Darah muncrat. Dami lalu mengeluarkan benda santet. Luka tadi diusap, dibalut perban, lalu dibuka. Ternyata sembuh tanpa bekas sedikit pun.
Mulai 1992 Damianus Wera bolak-balik Pontianak-Jakarta untuk mengobati orang sakit. Kemudian ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada 1992 itu pula Om Dami menetap di Malang, Jawa Timur. Dia pernah mengobati 500 pasien sehari. Sejak 1998 dia buka praktik di Surabaya setelah mendapat izin dari Kejaksaan Tinggi Jawa Timur per 14 Maret 1998.
Nama Damianus Wera semakin terkenal karena diliput media cetak dan televisi. Televisi CNN bahkan mengundangnya ke Amerika Serikat untuk wawancara khusus dan menggelar pengobatan di sana. Om Dami didampingi Desy Anwar, waktu itu wartawan RCTI Jakarta. "Saya praktik operasi di California," ujar pria murah senyum ini.
Makin tenar saja paman kita dari Palue ini. Ia diajak keliling Asia-Pasifik, Belanda, Belgia, Hongkong, Malaysia, Australia, untuk menyembuhkan sesama manusia. Pakai bahasa apa? Wong sekolah dasar saja hanya sampai kelas satu? "Pakai bahasa setempat. Yang omong itu bukan saya, tapi bapa saya. Jadi, saya tidak kesulitan berinteraksi dengan siapa pun," katanya.
Berkat karunia penyembuhan, Damianus Wera sudah bisa hidup makmur. [Om Dami sendiri tak pernah memasang tarif, ongkos bebas ikhlas!] Rumahnya di Surabaya berlantai dua, 1.000 meter lebih. Ada tiga mobil di garasi: mercy, panther, sedan timor. Yang menarik, Om Dami sengaja tidak membuat pagar di rumah mentereng itu. Pintu garasi pun tak ada.
Bagaimana kalau ada pencuri? "Hehehe... Kalau ada yang berani maling pasti lengket terus, tidak bisa ke mana-mana," kata seorang staf Om Dami.
Hingga akhir 2007 Damianus Wera sudah menangani 86.382 pasien. Tahun 2007 saja pasien ada 1.939. Sebanyak 119 operasi, 1.820 non-operasi. Dia bekerja hampir 24 jam tujuh hari sepekan. Operasi paling banyak pada tahun 2003, yakni 311 orang.
"Pasien saya datang dari berbagai suku bangsa, agama, kelas sosial. Di mata saya, mereka semua sama. Ciptaan Tuhan yang sakit dan membutuhkan petolongan. Karena saya dapat anugerah menyembuhkan, ya, saya wajib membantu sesama," kata Om Dami.
Om Dami punya tujuh metode untuk mengatasi penyakit-penyakit pasiennya. Ini perlu dibeberkan karena selama ini masyarakat hanya tahu "metode operasi" yang heboh dan unik itu. Padahal, operasi hanya kira-kira 5-6 persen saja yang dilakukan Om Dami.
1. DOA. Ini dilakukan sebelum dan sesudah pengobatan. Pasien berdoa menurut agamanya.
2. AIR PUTIH. Pasien diminta membawa air putih dalam botol 1,5 liter. Setelah didoakan Om Dami, pasien minum di rumah masing-masing. Kalau mau habis, tambahkan dengan air yang baru.
3. KAPSUL AJAIB. Saya pernah menyaksikan sendiri. Di ruang konsultasi, di atas meja, ada bunga, daun, atau tisu.
Om Dami ambil salah satu lalu berputar-putar di hadapan pasien. Hup! Dalam hitungan detik bunga [yang saya lihat] jadi kapsul/tablet. Pasien diminta minum seperti obat biasa. "Saat saya putar-putar itu saya berdoa," katanya.
4. PIJAT REFLEKSI. Om Dami terlihat seperti memetik gitar di kaki atau bagian tubuh lain pasien. Pasien biasanya menjerit kesakitan karena "disetrum" listrik tegangan tinggi.
5. SUNTIK. Metode ini sudah lama ditinggalkan Om Dami karena pasien jijik. Kenapa? Jarum suntik diperoleh dengan cara muntah. Cairan "obat" pun diperoleh lewat doa-doa tertentu.
6. TELUR AYAM [KAMPUNG] DAN GELAS. Dipegang, diletakkan di atas kepala pasien. Selain mendeteksi penyakit, telur ayam kampung itu juga untuk mengobati penyakit. Om Dami kerap mengambil benda-benda santet seperti jarum, benang, silet, beling, paku lewat telur ayam.
7. OPERASI ATAU BEDAH. Metode ini paling populer karena kerap ditayangkan di media massa, khususnya televisi. Pekan lalu TVONE menyiarkan profil Damianus Wera di acara ANEH TAPI ADA. Operasi atau bedah bisa untuk penyakit medis maupun nonmedis. Metode ini membuat nama Damianus Wera tersebar ke seluruh dunia.
BIODATA
Nama penuh : Damianus Wera Vinsentius
Lahir : Flores, 27 Januari 1960
Pendidikan : Sekolah Dasar kelas satu [tidak tamat]
Bapa/Mama : Ware Ratu/Maria Lanu
Istri : Selvia
Anak kandung : Daniel Don Bosco Ware
Veronika Lanu
Anak angkat : Eka Santiago
Yovita Renata Sobu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar