A. Pengertian
Metode, Penelitian, dan Metode Penelitian
Metode berasal dari Bahasa Yunani
“Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya
ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek
yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
Adapun
pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain :
1. Rothwell & Kazanas
Metode adalah cara, pendekatan, atau
proses untuk menyampaikan informasi.
2. Titus
Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang
tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan.
Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya
adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi
atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Adapun pengertian
penelitian menurut para ahli adalah :
1. Fellin,
Tripodi & Meyer (1996)
Penelitian
adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan
mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji
(diverifikasi) oleh peneliti lain.
2. Kerlinger (1986:
17-18)
Penelitian
adalah investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisihipotesis
mengenai hubungan tertentu antarfenomena.
Metode penelitian adalah suatu
cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian
sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
1.
Nasir (1988:51)
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan
peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang
diajukan.
2. Sugiyono (2004:
1)
Metode
penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.
B. Jenis – Jenis Metode Penelitian
Metode Penelitian dikelompokkan dalam dua tipe
utama yaitu kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing terdiri atas
beberapa jenis metode.
A) Metode Penelitian Kualitatif
Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan
atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif
diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan
atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan
atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari
sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
Ada beberapa ciri penelitian
kualitatif, yaitu :
1.
Menggunakan lingkungan
alamiah sebagai sumber data
Penelitian
kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian
utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan
mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat
kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat
hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh
pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya
tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.
2.
Memiliki sifat deskriptif
analitik
Penelitian
kualitatif sifatnya deskriptif
analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil
pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi
penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera
melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan,
membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya dan tidak
ditransformasikan ke dalam bentuk angka. Hasil analisis data berupa pemaparan
mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada
umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena
terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang
ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna
yang terkandung dalam data.
3.
Tekanan pada proses bukan
hasil
Tekanan
penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi yang
diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk
mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan
dan bagaimana cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai
fenomena tidak dapat dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut
gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang
terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu
berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab
proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Peneliti tidak perlu mentransformasi data menjadi angka untuk mengindari
hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan
konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau
hasil penelitian tersebut.
4.
Bersifat induktif
Penelitian
kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi
teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke
lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami,
mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik
kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada
lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan
tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu
maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori
dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada.
Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.
5.
Mengutamakan makna
Penelitian
kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang
mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah
dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah
tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan
pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami
dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi.
Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat
diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan
kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru)
diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara tepat.
Ada beberapa
jenis penelitian kualitatif.
Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis penelitian tersebut.
1.
Metode Etnografi
Menurut Miles & Hubberman
seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding & Voegtle dalam bukunya Methods
in Educational Research From Theory to Practice, disebutkan bahwa etnografi
berasal dari bahasa Yunani ethos dan graphos. Yang berarti
tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensul etnografi adalah metode penelitian
yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang terdapat atau terkandung dalam
suatu budaya atau komunitas tertentu.
2.
Metode Fenomenologi
Istilah fenomenologis berasal dari
bahasa Yunani, yaitu phainomenon (penampakkan diri) dan logos (akal).
Ilmu tentang penampakan berarti ilmu tentang apa yang menampakkan diri pada
pengalaman subjek. Donny Gahrial Adian dalam buku Pengantar Fenomenologi
menyebutkan bahwa fenomenologis
adalah sebuah studi tentang fenomena-fenomena atau apa saja yang
tampak. Dengan kata lain fenomenologi merupakan mendapatkan penjelasan tentang
realitas yang tampak.
3.
Metode Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982)
studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu
orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan
dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
4.
Metode Teori Dasar
Jujun S. Suriasumantri (1985)
menyatakan bahwa penelitian dasar
atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan
pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
5.
Metode Studi Kritis
Metode
Studi kritis adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang
berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pascamodern yang bertolak dari
asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Peneliti kritis memandang bahwa
masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis
kelamin dan lain-lain. Peneliti feminis biasanya memusatkan perhatiannya pada
masalah jender, ras, sedangkan peneliti pascamodern memusatkan pada institusi
sosial dan kemasyarakatan.
6.
Metode Analisis Konsep
Menurut Peter Salim dalam kamus
besar Bahasa Indonesia (1990:61) analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal-usul, sebab,
penyebab, sebenarnya, dan sebagainya)”. Sedangkan pengertian konsep menurut
Woodruf adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna,
suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara
seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui
pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Dari dua
definisi tersebut kita dapat simpulkan bahwa definisi metode analisis konsep adalah
penelitian yang memfokuskan kepada suatu konsep yang telah ada sebelumnya, agar
dapat di fahami, digambarkan, dijelaskan dan implementasinya di lapangan.
7.
Metode Analisis Sejarah
Metode analisis sejarah atau
penelitian historis menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 :
411 dalam Yatim Riyanto, 1996: 22 dalam Nurul Zuriah, 2005: 51 adalah
penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini
mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan
seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam
mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan,
dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
B) Metode Penelitian Kuantitatif
Menururt
Punch (1988: 4) metode penelitian
kuantitatif merupakan penelitian empiris di mana data adalah dalam
bentuk sesuatu yang dapat dihitung/ angka. Penelitian kuantitatif memerhatikan
pada pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik.
Metode
penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data numerik
dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas
obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel
penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif
menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti. Selain
itu, penelitian kuantitatif memiliki beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut:
1.
Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif memiliki tujuan mengeneralisasi
temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi yang sama
pada populasi lain. Penelitian
kuantitatif juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar
variabel yang diteliti.
2.
Pendekatan
Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan
hipotesis. Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel
melalui instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti mencoba
mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia melakukan analisis
terhadap komponen
penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma
secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
3.
Peran peneliti
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal
berlaku sebagai observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak
(obyektif).
4. Pendekatan kuantitatif
lebih menitikberatkan pada frekuensi tinggi
5. Kebenaran dari hasil
analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat di
generealisasi.
6. Penelitian kuantitatif
menggunakan paradigma positivistik-ilmiah
Segala sesuatu dikatakan ilmiah bila
dapat diukur dan diamati secara obyektif yang mengarah kepada kepastian dan
kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Karena itu, paradigma ilmiah-positivisme
melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan, pengukuran dan uji-uji
statistik.
7. Penelitian kuantitatif
sering bertolak dari teori.
Sehingga bersifat reduksionis dan
verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima atau menolak teori).
8.
Penelitian kuantitatif
khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat.
Peneliti seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah
X mengakibatkan Y? atau, sejauh mana X mengakibatkanY? Jika peneliti hanya
tertarik untuk mengetahui pengaruh X terhadap Y, penelitian eksperimen akan
mengendalikan atau mengontrol berbagai variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya)
yang diduga akan berpengaruh terhadap Y. Kontrol dilakukan sedemikian rupa
bukan hanya melalui teknik-teknik penelitian melainkan juga melalui analisis
statistik.
9.
Waktu pengumpulan dan
analisis data sudah dapat dipastikan
Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang terkait
dengan pengumpulan data, jumlah tenaga yang diperlukan, berapa lama pengumpulan
data akan dilakukan, dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang
dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah
dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan
penyajian data, termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan sudah dapat
ditentukan.
ada beberapa metode penelitian yang termasuk pada penelitian kuantitatif. Jenis-jenis metode penelitian kuantitatif
menurut para ahli diantaranya adalah:
1.
Metode Deskriptif
Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian
fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku salam masyarakat
serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap,
pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu
fenomena. Penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau
subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119).
2.
Metode Komparatif
Metode
Komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan
untuk mengetahui apakah antara dua variable ada perbedaan dalam suatu aspek
yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti.
Penelitian dilakukan secara alami, dengan mengumpulkan data dengan suatu
instrument. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan
variable yang diteliti.
3.
Metode Korelasi
Metode Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di
teliti. Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua
atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
4.
Metode Survei
Menurut Zikmund (1997) “metode penelitian survei adalah satu bentuk teknik penelitian
di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui
pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl (1992) “metode penelitian
survei merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum penelitian yang
menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982) “metode
penelitian survei merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan
datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
5.
Metode Ex Post Facto
Metode Ex
post Facto adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang meneliti
hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan
sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa suatu variable tertentu
mengakibatkan variable tertentu.
6.
Metode True Experiment
Dikatakan true experiment (eksperimen yang
sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri
utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok
kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah
adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
7.
Metode Quasi Experiment
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari
true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.
8.
Metode subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject
experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.
C. Langkah-Langkah Metode Penelitian
Karena
metode Penelitian ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka
terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya.
Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun
langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Perumusan masalah
Perumusan masalah adalah langkah awal
dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang
memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil
dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita, baik benda mati maupun
makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada di pantai dan mengamati ombak di
lautan. Pada saat itu di pikiranmu mungkin timbul pertanyaan, mengapa terjadi
ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya ombak?
Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita.
Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita.
Hal-hal
yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai
berikut:
a.
Masalah hendaknya dapat dinyatakan
dalam bentuk kalimat Tanya.
b.
Rumusan masalah hendaknya singkat,
padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit
dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
c.
Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara
pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya
dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2.
Perumusan hipotesis
Ketika kita mengajukan atau
merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah
ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat
sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan kita
untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai
jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis
penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang
merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan kebenarannya.
Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin saja salah.
Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk menguji kebenaran
hipotesis yang sudah kita buat.
3. Perancangan penelitian
Sebelum
dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal
yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode
penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus
disiapkan dalam rancangan penelitian.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
a.
Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja
mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya
(variabel terikat).
b.
Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur
(dipengaruhi oleh variabel bebas).
c.
Variabel control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak
mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4.
Pelaksanaan penelitian
Langkah langkah pelaksanaan
penelitian adalah sebagai berikut :
a.
Persiapan penelitian biasanya diwujudkan
dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik
pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan baik.
b. Pelaksanaan
1. Pengumpulan/pengambilan
data
a) Data
kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan
alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung), indra
pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit).
Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka data
kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit, dan
daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data kualitatif merupakan data yang
diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan diperoleh data berupa
angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah mangga,ketebalan daging
buah, diameter buah mangga.
2. Pengolahan
data
Setelah
data-data yang diperlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah
melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang diperoleh dapat ditulis atau
dinyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table, grafik dan diagram.
3.
Menarik kesimpulan
Setelah
pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat mengetahui
apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin
juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan dari penelitian
yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil penelitian
dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil
harus dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi penelitian.
5. Pelaporan
penelitian
Sistematika penyusunan laporan
penelitian meliputi :
a. Pendahuluan, bagian pendahuluan
merupakan bagian awal dari laporan hasil penelitian dan berisi tentang latar
belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan hipotesis.
b. Telaah kepustakaan/kajian teori,
bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi tentang hasil telaah yang
dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
c. Metode penelitian, berisi segala
sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari persiapan, pelaksanaan dan
akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode penelitian berisi tentang teknik
pengambilan data, cara atau teknik pengolahan data, populasi dan sampel, alat,
bahan, tempat dan waktu penelitian.
d. Hasil dan pembahasan penelitian,
berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan selama
penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk grafik, tabel , atau
diagram.
e. Kesimpulan dan saran, berisi tentang
kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban terhadp hipotesis yang sudah diuji
kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak lain, yaitu pembaca dan bagi
peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public
Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), hal. 24
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009) hal. 6
Vina Bastian, Macam-Macam Metode Penelitian (Online:
http://vinabastian.blogspot.com)
Rimaru, Pengertian Konsep Analisis Menurut para ahli
(Online: http://rimaru.web.id)
Alfa Rizki, Metode Penelitin Deskriptif (Online:
http://alfaruq2010.blogspot.com)
Vina Bastian, Macam-Macam Metode Penelitian (Online:
http://vinabastian.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar